THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

My Recent

Jumat, 11 April 2008

Nanam Pohon di Pinggir Jalan Bermasalah??

Menanam pohon di pinggir jalan sebenarnya baik apa gak sih? :d
Menurut pendapat sebagian orang itu baik, karena pohon tersebut dipakai untuk mengurangi polusi uadara.
Tapi apa kamu tahu? Sebenarnya hal itu juga menyiksa tumbuhan tersebut. Itu disebabkan karena ketika tanaman itu dipasang, akar-akarnya dipotong untuk mencegah tanaman itu tumbuh. Akibatnya, tanaman mudah terkena penyakit dari akar2-nya. Truz, apa yang terjadi?
Akhirnya tanaman tersebut mati dan diganti dengan tanaman lain yang serupa.
Klo seperti itu bukannya malah cuma ngrusak tanaman trus ganti yang lain. Trus dirusak lagi, ganti yang lain berulang kali.
Bagi para pecinta alam, mungkin hal ini seperti memotong kaki dan tangan bayi kemudian membiarkan bakteri masuk kemudan memakai bayi lain. Apa nggak ngeri tuh??? :o

Selasa, 11 Maret 2008

Save Our Souls (SOS)!!!

















Gambar diatas adalah ilustrasi gimana global warming terjadi, global warming yang bikin iklim dan cuaca bumi smakin ga karuan, :t kadang-kadang panas banget bikin kulit gosong, :r tapi tiba-tiba ujan deres trus banjiiiir..... :c Bener-bener kacau, kalo cuaca aja ga mau tertib sesuai jadwal, gimana aktivitas manusia bisa lancar,aduh.... :t
Kita sebagai penghuni bumi ini harus bisa nyelesai'in masalah ini, trus klo bukan kita sendiri yang take care, mau siapa lagi??? ;)
Ayo, b'juang bersama kurangi efek dan penyebab GLOBAL WARMING!!! Suhu Permukaan Bumi Terus Meningkat!!! :)

Gambar dari : www.menlh.go.id

Sampah Sumbang Laju Perubahan Iklim Global

Jakarta (ANTARA News) - Selain emisi dari kegiatan manusia dalam bidang energi, kehutanan, pertanian, dan peternakan, sampah juga menjadi penyumbang besar dalam perubahan iklim global.

Data Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) yang diperoleh di Jakarta, Selasa, menyebutkan bahwa manusia dalam setiap kegiatannya selalu menghasilkan sampah yang memberikan kontribusi sangat besar terhadap emisi gas rumah kaca

Fakta ilmiah menunjukkan bahwa sampah adalah salah satu penyumbang gas rumah kaca dalam bentuk metana (CH4) dan karbondioksida (CO2).

Pembuangan sampah terbuka di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah mengakibatkan sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik, dan proses itu menghasilkan gas CH4.

Metana sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2.

Sampah menghasilkan gas metana (CH4) dengan komposisi rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana.

Menurut Anggita Dhiny Rarastri dari Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran KLH, dengan jumlah penduduk yang terus meningkat di Indonesia, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan per hari sekitar 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun.

"Ini berarti pada tahun tersebut Indonesia akan mengemisikan gas metana ke atmosfer sebesar 9.500 ton," kata Anggita.

Ia pun merujuk kepada rekomendasi hasil kajian Pelangi dan KLH, "Sampah kota perlu dikelola secara benar, agar laju perubahan iklim bisa diperlambat".

Menurut data KLH, pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga satu kg per orang per hari pada tahun 2000.

Lebih lanjut diperkirakan timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang tiap hari di Indonesia mencapai 2,1 kg.

Walaupun sama-sama menghasilkan sampah, jumlah gas metana yang diemisikan negara berkembang dan negara maju tidaklah serupa. Secara global kira-kira 65 persen emisi gas metana dari TPA berasal dari negara maju, sementara 15 persen dari negara transisi secara ekonomi, dan 20 persen dikontribusikan oleh negara berkembang.

Gas metana berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,3 derajat Celsius per tahun.

Source: Kompas